top of page
Search

Sahabat di Bawah Pohon Mangga



ree

Di sebuah desa kecil yang asri, tinggallah dua sahabat karib bernama Rani dan Sinta. Setiap hari setelah pulang sekolah, mereka selalu bermain di bawah pohon mangga besar di dekat rumah Rani. Pohon itu sudah menjadi saksi dari banyaknya tawa, cerita, dan rahasia yang mereka bagi bersama.


Suatu hari, Rani menemukan Sinta duduk sendirian di bawah pohon mangga dengan wajah sedih. Biasanya, Sinta adalah anak yang ceria dan selalu punya banyak cerita untuk dibagikan. Namun hari itu, senyum Sinta tak terlihat.

Rani pun segera duduk di sampingnya. "Sinta, kenapa kamu sedih?" tanya Rani dengan penuh kekhawatiran.


Sinta menatap tanah dan menghela napas dalam-dalam. "Aku dengar kabar kalau keluargaku akan pindah ke kota bulan depan. Aku nggak mau jauh dari kamu, Rani. Aku takut kita nggak bisa berteman lagi."


Rani terdiam sejenak, hatinya ikut tersentuh oleh kesedihan sahabatnya. Namun, ia tahu bahwa persahabatan mereka terlalu kuat untuk hancur hanya karena jarak.

"Jangan khawatir, Sinta," kata Rani sambil tersenyum lembut. "Meskipun kita jauh, kita tetap bisa berteman. Kita bisa saling kirim surat, video call, dan kalau ada waktu, aku pasti akan mengunjungi kamu di kota."


Sinta menatap Rani dengan mata berkaca-kaca, namun kini senyumnya mulai kembali muncul. "Kamu benar, Rani. Kita tetap bisa berteman meskipun jaraknya jauh. Terima kasih sudah membuat aku merasa lebih baik."


Hari-hari berikutnya, mereka berdua menghabiskan waktu sebanyak mungkin di bawah pohon mangga. Mereka memetik buah mangga, bermain petak umpet, dan membuat janji bahwa mereka akan selalu mengingat satu sama lain.


Bulan pun berganti, dan hari kepindahan Sinta tiba. Rani mengantar Sinta ke ujung desa dengan membawa sebuah kotak kecil berisi buah mangga dari pohon favorit mereka. "Ini buat kamu. Jadi, kalau kamu kangen aku dan desa ini, kamu tinggal ingat rasa manisnya."


Sinta memeluk Rani erat-erat. "Aku nggak akan lupa, Rani. Terima kasih buat semuanya."


Waktu berlalu, meskipun mereka tidak lagi tinggal di desa yang sama, persahabatan Rani dan Sinta tidak pernah pudar. Mereka tetap berkomunikasi, saling berbagi cerita, dan bertemu ketika ada kesempatan. Pohon mangga itu tetap menjadi simbol persahabatan mereka - akar yang kokoh dan buah manis yang selalu tumbuh, meskipun cabangnya menjangkau tempat yang jauh.

 
 
 

Recent Posts

See All

Commenti


bottom of page